Kamis, 21 Juni 2012

paud

Pendidikan anak usia dini

by:susilowati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini adalah bagian dari seri
Pendidikan di Indonesia
Tut Wuri Handayani.svg
Pendidikan anak usia dini
Taman kanak-kanak
Raudatul athfal
Kelompok bermain
Pendidikan dasar (Kelas 1-6)
Sekolah dasar
Madrasah ibtidaiyah
Kelompok belajar Paket A
Pendidikan dasar (Kelas 7-9)
Sekolah menengah pertama
Madrasah tsanawiyah
Kelompok belajar Paket B
Pendidikan menengah (Kelas 10-12)
Sekolah menengah atas/kejuruan
Madrasah aliyah/kejuruan
Kelompok belajar Paket C
Pendidikan tinggi
Perguruan tinggi:
Akademi
Institut
Politeknik
Sekolah tinggi
Universitas
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
  • Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
  • Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
  • Infant (0-1 tahun)
  • Toddler (2-3 tahun)
  • Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
  • Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

Satuan pendidikan penyelenggara

sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini

PKBM MAKARTI

Rabu, 20 Juni 2012

CARE


CARE :
Ø  Merupakan kegiatan wanita sebagai upaya untuk meningkatkan kehidupan para wanita, miskin, lelaki, gadis, serta anak-anak miskin.
Ø  Mereka berjuang melawan aturan yang membatasi jenis kelamin. Para wanita berjuang keras untuk meningkatkan kehidupan agar ada perubahan sosial dan memberantas kemiskinan dunia.
Ø  Mereka berjuang keras untuk selalu bekerja keras dengan wanita lain untuk memperoleh hak mereka.

CARE :
Ø  Juga mempelajari bagaimana melawan kemiskinan agar ada perubahan yang sangat besar oleh karena itu ketika mereka bekerja tidak ada menggunakan hak tetap mendapat dukungan dari orang-orang sekitar untuk mempertahankan hidup dan menjaga martabat.

CARE :
Ø  Punya semboyan, kami berjuang untuk dunia sehingga bagi mereka itu merupakan tanggung jawab, kesempatan, dan martabat yang pelaksanaannya bukan secara perseorangan atau hanya ditentukan jenis kelamin, tetapi prinsipnya bahwa mereka para wanita itu merupakan makhluk manusia yang harus ikut bertanggung jawab.


PERTANYAAN : SUNARTI
Care punya semboyan berjuang merupakan tangung jawab ?
Jawab : Seorang ibu mendidik anak menunutut ilmu dan membantu mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga itu juga merupakan perjuangan dan tanggungjawab.Perempuan mempunyai peran yang besar dalam kehidupan baik dalam lingkungan keluarga masyarakat bahkan dalam negara sekalipun.
Karena tanggung jawabnya yang sangat besar maka seorang ibu dalam islam mempunyai kedudukan yang sangat tinggi.

sakarin


Saccharin
Mengenal sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Karena tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk siklamat.
Sakarin diperkenalkan pertama kali oleh Fahlberg pada tahun 1879 secara tidak sengaja dari industri tar batubara. Penggunaannya secara komersial sudah diterapkan sejak tahun 1884. Namun sakarin baru terkenal oleh masyarakat luas setelah perang dunia I, di mana sakarin berperan sebagai pemanis alternatif pengganti gula pasir sulit diperoleh. Sakarin menjadi lebih populer lagi di pasaran pada tahun 1960-an dan 1970-an. Saat itu, sifatnya sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi faktor penarik utama dalam penggunaan sakarin. Selain itu sakarin tidak bereaksi dengan bahan makanan, sehingga makanan yang ditambahkan sakarin tidak mengalami kerusakan. Sifat yang penting untuk industri minuman kaleng atau kemasan. Karena itulah, sakarin dalam hal ini sering digunakan bersama dengan aspartame; agar rasa manis dalam minuman tetap bertahan lama. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aspartame tidak bertahan lama dalam minuman kemasan.
Sifat fisik sakarin yang cukup dikenal adalah tidak stabil pada pemanasan. Sakarin yang digunakan dalam industri makanan adalah sakarin sebagai garam natrium. Hal ini disebabkan sakarin dalam bentuk aslinya yaitu asam, bersifat tidak larut dalam air. Sakarin juga tidak mengalami proses penguraian gula dan pati yang menghasilkan asam; sehingga sakarin tidak menyebabkan erosi enamel gigi.
Sakarin merupakan pemanis alternatif untuk penderita diabetes melitus, karena sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan. Meskipun demikian, sakarin dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya; sehingga gula darah akan turun.
Penggunaan
Sakarin sempat digunakan secara luas sebagai pemanis dalam produk makanan kemasan (minuman atau buah kalengan, permen karet, selai, dan permen), bahan suplemen (vitamin dan sejenisnya), obat-obatan, dan pasta gigi. Selain itu sakarin juga digunakan sebagai gula di restoran, industri roti, dan bahan kosmetik.
m&m
Keamanan
Sakarin mulai diteliti sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Ahli yang pertama kali menentang penggunaan sakarin, karena dianggap merugikan kesehatan; adalah Harvey Wiley. Menurut beliau, sakarin memang manis seperti gula pasir biasa, namun karena struktur kimianya yang menyerupai tar batubara; tetap saja yang dikonsumsi adalah tar batubara yang seharusnya tidak dimakan. Namun pernyataan terus dibantah keras oleh presiden Amerika Serikat saat itu, Theodore Roosevelt. Memang sejak pertama diperkenalkan secara luas kepada masyarakat sampai saat itu, belum ada efek buruk sebagai akibat konsumsi sakarin.
Sejak saat itu, keamanan penggunaan sakarin terus diperdebatkan sampai sekarang. Adapun bahaya yang ditimbulkan sakarin adalah efek karsinogenik. Pada sebuah penelitian di tahun 1977, mencit percobaan mengalami kanker empedu setelah mengkonsumsi sakarin dalam jumlah besar. Penentuan efek serupa pada manusia lebih sulit, karena sebagian besar produk makanan yang ada saat ini menggunakan beberapa pemanis buatan sekaligus. Penelitian oleh Weihrauch & Diehl (2004) menunjukkan bahwa konsumsi kombinasi pemanis buatan dalam jumlah besar (>1.6 gram/hari) meningkatkan risiko kanker empedu sebanyak hanya 1.3 kali lipat pada manusia. Namun pemanis manakah yang menimbulkan efek ini tidak diketahui. Setelah beberapa tahun meneliti, sebagian besar ahli akhirnya menyimpulkan bahwa sakarin tidak bersifat karsinogenik pada manusia


ANAK PUTUS SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
         Dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, agar dapat mempunyai masa depan yang lebih baik, maka sumber daya manusia harus ditingkatkan untuk menghadapi perkembangan zaman. Masyarakat harus memiliki kecerdasan, kertampilan, wawasan yang luas, madiri serta kemajuan pola pikir dan pola hidup. Hal ini tidak akan tercapai apabila masyarakat tidak mau belajar atau sekolah.
         Banyaknya anak yang berhenti atau mogok sekolah ini sangat mendorong saya untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang penyebab semua itu. Kehidupan di desayang sangat jauh dari keramaian kota menjadikan warga di sini tidak memiliki kemauan dan kemajuan pola pikir.
         Dusun ini terletak di wilayah pegunungan tepatnya di dusun Dawung, Serut, Gedangsari, Gunungkidul. Mata pencaharian warga di sini adalah bertani, dengan tanah yang sangat sempit. Kehidupan mereka sangat sederhana. Namun, yang menyentuh hati saya adalah banyak anak yang masih usia sekolah (wajib belajar) namun tidak sekolah, ada juga yang drop out SD bahkan ada yang sama sekali tidak sekolah.

B.     TUJUAN
                Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan secara umum telah dapat dinikmati oleh sebagian besar warga masyarakat yang tidak mengalami permasalahan baik ekonomi, sosial, maupun keluarga.
                Untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun, maka perlu adanya sosialisasi pada dusun tersebut agar mereka mengerti dan memahami pentingnya pendidikan pada usia wajib  belajar.         




C.     DASAR HUKUM
1.   UUD 1945
             Pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
2.       UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3.       Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
      4.      Instruksi Presiden :
             a.   No. 1 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar 9 tahun.
 b.   No. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar.

D.     SASARAN
Ø  Penduduk dan masyarakat yang tidak sekolah khususnya anak usia wajib belajar.
Ø  Penduduk yang kurang mampu, sehingga tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.     FATOR-FAKTOR YANG MEMPENARUHI ANAK TIDAK SEKOLAH
a.       Faktor intern (keluarga)
b.       Faktor ekonomi
c.       Faktor lingkungan

a.   Faktor keluarga
            Ternyata keluarga sangat besar penngaruhnya terhadap kondisi anak karena orang tua yang tidak berpendidikan atau tidak sekolah akan membuat anak malas bahkan tidak mau bersekolah karena orang tua di desa biasanya menjadi figur atau panutan anak.

b.      Faktor ekonomi
Keadaan ekonomi yang serba kekurangan membuat anak tidak mau bersekolah karena untuk kebutuhan maka kadang kekurangan jadi anak lebih memilih tidak sekolah agar tidak keluar biaya.

c.       Faktor lingkungan
Masyarakat yang hidup di lingkungan bukan kalangan pendidikan atau pegawai juga mempengaruhi pikiran anak untuk tidak sekolah.
         Kadang ada warga yang bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi tetapi tidak menjadi pegawai, itu juga besar pengaruhnya terhadap anak-anak di dusun tersebut.

B.   SOLUSI
a.       Pengumpulan data
b.       Mengadakan pertemuan dengan orang tua dan anak yang tidak bersekolah.
c.       Memberikan pengarahan kepada mereka betapa penting dan perlunya pendidikan.
d.      Mendatangi langsung ke rumah warga yang ada anaknya putus sekolah.
BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
         Banyak faktor yang mendorong anak tidak mau bersekolah atau putus sekolah, antara lain :       a.  Faktor keluarga
b.      Faktor ekonomi
c.       Faktor lingkungan
Namun, dengan sosialisasi dan juga langsung mendatangi ke rumah-rumah warga yang ada anak tidak bersekolah, akhirnya anak-anak tersebut sebagian besar saat ini ada yang mau bersekolah lagi
         Karena dengan pendidikan yang lebih tinggi diharapkan dapat merubah ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan hidup.


PROGRAM KERJA KARANG TARUNA DESA TERBAH, PATUK, GUNUNGKIDUL


PROGRAM KERJA KARANG TARUNA
DESA TERBAH, PATUK, GUNUNGKIDUL

A.          PROGRAM KERJA
Agar dapat memudahkan pemuda karang taruna merumuskan kegiatan kegiatannya tentu nya tidak terlepas dari bagaiman menyusun progaram kerja agar lebih sistematis. Sesuatu hal yang harus di ketahui oleh pemuda Karang taruna adalah suatu kegiatan tanpa adanya program jelas mustahil dapat di peroleh hasil yang sebaik- baik nya terlebih lebih tugas pemuda Karang taruna adalah begitu komplek dan beraneka ragam sudah barang tentu memerlukan kerangka pemikiran yang mendalam mengingat tugas yang dilakukan menyangkut masalah masalah kemasyarakatan yang mempunyai corak keperibadian khas antara orang yang satu dengan orang yang lain. Untuk itu sangat di perlukan adanya analisa yang baik yang berhubungan dengan tingkat persoalan yang paling menonjol di dalam masyarakat kegiatan yang di pandang paling efektif guna mengatasi persoalan tersebut, serta tindak lanjut pembinaannya setelah persoalan dapat di atasi. Sehubungan dengan ini sudah sewajarnnyalah bagi pemuda karang taruna selalu belajar bekerja dan berusaha keras dengan penuh rasa tanggung jawab dengan pengabdian demi suksesnya program program. Oleh karena itu bagi setiap pemuda karang taruna harus membulatkan tekad semangat, dan berjiwa seorang pemimpin yang mampu menjadi pengayom dan suri tauladan bagi setiap warga, tanpa mengharapkan sesuatu imbalan apapun dari orang lain sehingga selalu bertanya pada diri sendiri tentang apa yang dapat aku sumbangkan dan persembahkan dalam hidupku untuk kemaslahatan banyak orang.

B.          ARTI DAN BATASAN
Pada dasarnya pengertian tentang Program Kerja Karang Taruna sangat beraneka ragam tergantun dari mana tinjauan pengertian itu akan diterapkan/digunakan. Oleh karena itu untuk kepentingan ini maka agar pengertian Program Kerja Karang Taruna tersebut mudah di pahami oleh para pemuda karang taruna dapat kita batasi sebagai berikut : Program Kerja Karang Taruna ialah suatu kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan di susun secara terperinci. Di dalam Program Kerja Karang Taruna terkandung unsur unsur sebagai berikut :
1.    Tingkat persoalan
2.    Tujuan
3.    Strategi
4.    Perogram kegiatan
5.    Hasil yang akan di capai
6.    Jadwal kegiatan

C.          WAKTU PENYUSUNAN PROGRAM KERJA KARANG TARUNA
Di dalam setiap penyusunan Program Kerja Karang Taruna hendaknya dilakukan sekali dalam satu tahun kalender yaitu Januari – Desember dan di uraikan secara terperinci kegiatan kegiatan yang akan dilakukan pada setiap bulan. Dengan demikian maka akan mudah untuk mengadakan pengontrolan terhadap tugas tugas yang sudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan pada setiap bulannya, sehingga pada akhir tahun dapat diketuhui secara pasti tentang hasil hasil yang dicapai. Masalah masalah yang ditemui dalam melaksanakan tugas serta Program Kerja Karang Taruna yang harus dilakukan pada tahun (tahapan) berikutnya. Langkah langkah dalam penyusunan Program Kerja Karang Taruna. Langkah langkah yang harus di tempuh di dalam penyusunan Program Kerja Karang Taruna adalah :
1.       Pengumpulan data dasar.
a.    Pengertian
          Data dasar ialah suatu data yang mengambarkan tentang keadaan fisik maupun non fisik yang ada di masyarakat sebagai pangkal tolak ukur guna merumuskan Program Kerja Karang Taruna . Keadaan fisik yaitu data yang menggambarkan tentang letak gepgrafis dari pada kelompok binaan, keadaan transportasi dan fasilitas fasilitas lainnya seperti pasar sekolah dan rumah ibadah dan lain lain. Keadaan non fisik ialah data yang menggambarkan tentang masalah kependudukan ditinjau dari latar belakang sisial ekonominya
Jenis jenis data dasar
Untuk kepentingan penyusunan Program Kerja Karang Tarunaa maka data dasar hanya berkisar pada
Jumlah kepala keluarga
Yaitu data yang mengambarkan tentang jumlah dari pada penduduk yang telah mandiri yang terdiri dari suami istri serta anak anaknya yang tinggal menetap dalam wilayah nya.
Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin
Yaitu data yang menggambrkan tentang jumlah penduduk dalam wilayahnya laki laki dan perempuan dari 0 (nol) tahun sampai lebih
Agama dan kepercayaan
Yaitu data yang menggambarkan tentang jumlah penduduk yang memeluk agama maupun kepercayaan
Latar belakang pendidikan
Yaitu data yang menggambarkan tentang latar belakang pendidikan penduduk di wilayah dari SD, SMP, SMA, PT buta huruf dan putus sekolah di berbagai tingkatan pada usia dewasa
  1. Pekerjaan atau sumber mata pencarian
Yaitu data yang menggambarkan tentang sumber mata pencarian penduduk seperti berapa jumlah penduduk yang bekrja sebagai PNS, pedagang kecil/ besar, wirasasta, dan yang sama sekali belum memiliki mata pencarian tetap.
  1. Tingkat partisipasi penduduk terhadap program yang ada
Yaitu data yang menggabrkan tentang tanggapan dan keikutseraan penduduk dalam pelaksanaan program program pembangunan
  1. Masalah masalah sosila yang sering terjadi
Yaitu data yang menggambarkan tentang jenis jenis persoalan yang sering muncul di dalam masyarakat
Seperti perkelahian, perjudian, pertentangan SARA
  1. Sebab sebab terjadinya masalah sosial
Yaitu data yang menggambarkan tentang sebab musabab terjadinya masalah sosial baik yang dipengaruhi oleh situasi dalam masyarakat ataupun pengaruh pengaruh dari luar
Adanya sejumlah pemuda yang menganggur dan sering bikin onar
Kondisi perumahan penduduk yang terlalu padat sehingga kurang memenuhi syarat untuk hidup sehat.
Sikap hidup sebagian masyarakat yang masih tradisionil sehingga menimbulkan penolakan terhadap Program Kerja Karang Taruna
Datangnya pengaru orang orang dari luar yang membawa pengaruh negatig terhadap masyarakat
  1. Potensi yang dapat dijadikan sarana dalam memperlancar tugas :
Yaitu data yang menggambarkan tentang sarana pendukung yang mungkin dapat di jadikan sebagai pembantu dalam memperlancar tugas.
Cara mengumpulkan data dasar
Didalam melaksanakan pengumpulan data dasar sebagai bahan Program Kerja Karang Taruna ada 2 cara yang ditempuh yaitu cara obsevasi (pengamatan dan wawancara)
Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dasar dengan menyebarkan angket kepada semua kepala keluarga yang berada di wilayahnya. Angket biasanya berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelummnya dan yang menjadi sasaran angket tersebut tinggal mengisinya disamping itu terhadap data dasar yang tidak dapat diangket. Maka pemuda karang taruna langsung mendatangi dan menanyakan langsung kepada orang yang mengetahui.
Wawancara
Yaitu cara pengumpulan data yang dilaksanakan secara langsung artinya pemuda karang taruna harus mendatangi para warga guna menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan data yang diinginkan
Dari kedua cara ini masing masing mempunyai kekuatan dan kelemahan apabila hanya menggunakan cara obsevasi kekuatannya ialah dalam waktu singkat data dapat di kumpulkan sedangkan kelemahnya tidak dapat mengungkapkan data yang sebanyak banyaknya yang mungkin belum tertulis dalam angket sedangkan pengumpulan data dasar dengan menggunkana wawancara keuntungannya data dapat di perloeh sebanyak banyaknya sedangkan kelemahannya sangat memerlukan waktu yang lama
Mengadakan Analisa tingkat persoalan
Analisa tingkat persoalan yang di maksud ialah rumusan tentang jenis persoalan/ maslah yang terjadi dalam masyarakat berdasarkan atas hasil pengumpulan data dasar yang di peroleh
Dari persoalan itu selanjutnya di buat urutan yang paling besar sampai yang paling terkecil sehinga dapat dijadikan pangkal tolak ukur di dalam menyusun Program Kerja Karang Taruna
Merumuskan tujuan
tujuan yang di maksud dalam Program Kerja Karang Taruna ialah hasil hasil yang akan di capai berdasarkan atas tingkat persoalan yang akan di garap biasanya dalan merumuskan tujuan ada dua yaitu
  1. Tujuan umum
  2. Tujuan Khusus
Murumuskan Program Kerja Karang Taruna

Di dalam merumuskan Program Kerja Karang Taruna hendaknya disesuaikan dengan tujuan yang akan kita capai berdasarkan atas tingkat persoalan yang dihadapi. Kesalahan dalam merumuskan Program Kerja Karang Taruna mengakibatkan tak akan tercapainya tujuan yang telah dirumuskan untuk itu pemuda karang taruna harus mengenal bidang bidang program bersifat kemasyarakatan agar dapat dilaksanakan secara efektif dalam masyarakat kerenanya dalam merumuskan program perlu diperhitungkan
Tenaga
  1. Apakah tersedia tenaga suka rela untuk membantu pelaksanaan program tersebut
  2. Apakah memperoleh dukungan dalam kelompok binaan
  3. Apakah ada tenaga dari instansi lain yang bersedia membantu
Biaya
  1. Biaya apakah memerlukan biaya besar
  2. Bila memerlukan biaya dari mana di peroleh
  3. Bila tak perlu biaya apakah kesinambungan program itu dapat terjamin
Sarana dan prasarana
  1. Apakah tersedia sarana dan prasarana setempat yang dapat di manfaatkan, misalnya tempat-tempat pertemuan.
  2. Kalau tidak terpenuhi dari mana sarana dan prasarana itu harus di usahakan.
Waktu
Kapan Program Kerja Karang Taruna itu di mulai dan akan berakhir unutk itu maka dalam penentuan aktu harus dipilih situasi yang setepat tepatnya agar memperoleh hasil yang seoptimal mungkin
Oleh karena nya didalam menyusun Program Kerja Karang Taruna baik dari penentuan tingkat persoalan perumusan tujuan dan pemilihan Program Kerja Karang Taruna perlu di perhitungkan dengan secermat mungkin agar tidak terjadi kesesatan kesesatan dalam pelaksanaanya.
Menyusun jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan yang di maksud ialah waktu pelaksanaan berdasarkan atas langkah langkah dari suatu program kegiatan yang akan ditempuh baik dari tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjutnya diadalam menyusun jadwal kegiatan harus mengambarkan kegiatan untuk minguan, bulanan dan tahunan. Begitulah secara singkat uraian tentang Program Kerja Karang Taruna .